Republik Tawang Jaya

ka-tawangMendapat Kabar seorang kawan lama mengalami kecelakaan,langsung schedule jumat sore pulang,dan pilihannya adalah kereta karena harus menunggu selesai kerja 17.30 dan pulang kost.  pukul 7 lebih setelah selesai beres2 maka segera meluncur ke stasiun senen. seperti biasa jumat sore orang2 pulang kantor dan sebagian mo week end,macet tapi masih padat merayap ( tidak total berhenti). Akhirnya Sampai di senen,dan beli tiket dan yg tersisa hanya KA tawang jaya. wah ekonomi pasti berjejal dan sumpek,tapi mencoba berpikir positif untuk mendapatkan pengalaman di KA Tawang Jaya.

lihat tiket dapat di gerbong 7, 1 gerbong didepan gerbong paling belakang. Pukul 21.15 kereta datang,ratusan penumpang berebut naik ciri khas angkutan ekonomi,karena seringkali meski ga dpt tiket duduk tetep saja mau duduk,padahal kursinya sudah jadi hak orang lain. Setelah mendapat tempat duduk sesuai tiket,meletakkan bag pack ditempatnya selanjutnya melihat situasi dalam gerbong.pandangan diarahkan mengitari gerbong,dari depan ke belakang,”wara wiri” orang lewat membawa kardus,dan mencari gerbong dan tempat duduknya — aneh udah tahu ditiket ditulis di gerbong 8 tetep aja naik dari gerbong 5 terus mundur kebelakang (mungkin ini ciri khas KA Ekonomi yg membuat suasana KA semakin ramai)– membuat  suasana semakin riuh dan ramai.Aroma campur2 pun mulai menyengat,bau keringat yang sudah ber jam2 menunggu kereta,aroma minyak angin dan balsem serta asap rokok berbagai merk tumpuah ruah menjadi satu dalam gerbong.ku buka teh rasa kurma ku dan minum seteguk untuk menyegarkan kondisi.

berbincang dengan rekan seperjalanan,bertanya dari mana hendak kemana.berbagi cerita tentang maksud dan tujuan bepergian,ada yang menengok keluarga dirumah yg cukup lama ditinggal,ada yg sekedar mengambil tangki motor yg sedang diperbaiki dan berbagai macam alasan yang lain.

Asap rokok semakin mengepul tebal,membuat gerbong seakan akan sedang berkabut.KA telah berjalan entah sampai dimana,setelah senen kemudian jatinegara berlanjut bekas dan cikarang,penumpang semakin berjubel,dan berdesakan.

Republik Tawang Jaya aku sebut demikian kereta ini,layaknya sebuah negara Republik Tawang Jaya dipimpin oleh seorang masinis dan para bawahannya,juga ada penegak hukum alias tukang cek karcis yang melakukan pengawasan pada penumpang / penduduk Republik Tawang Jaya,tapi seperti republik kita,penegak hukum di republik tawan jaya juga sangat mudah disuap dan terindikasi dalam KKN,bahkan juga sering melakukan pemerasan terhadap penduduknya.

Seorang penduduk tawang jaya yg kedapatan tidak mempunyai pasport –baca tiket — hanya menyetorkan sejumlah uang tanpa tindakan apa2 –terlebih deportasi–.begitu juga dengan kasus2 yang lain,cenderung sama dengan republik ini uang bicara dengan angkuh.

Dibalik semua itu perekonomian sendiri berjalan begitu kuat,usaha mikro menunjukkan eksistensinya,tanpa sedikitpun mengeluh tentang krisis global atau yang lainnya,semua berlomba dg fair untuk menggaet pembeli.Mekanisme pasar benar2 diterapkan disini.sehingga harga cenderung kacau balau.tapi sangat membanggakan mereka berjuang dengan sekuat tenaga tanpa keluhan layaknya pengusaha dinegeri ini,sedikit2 mengeluh,sedikit2 minta kompensasi ( mengeluh kok sedikit2,minta kompensasi kok sedikit2 –bahasa isa marshanda di democrazy–).

Pedagang rokok menawarkan dagangannya romantis — Rokok  PErmen Tissu —  pedagang Minuman menawarkan dagangannya,tukang nasi ,pedagang oleh2,pedagang kipas dan kasur ( koran  hehehehhe) bahkan sampai tukang pijit pun beraksi.Tetapi tetap saja ada monopoli berupa bantal,matras dan makanan yg di suplai oleh pejabat (institusi republik tawang jaya).

Menyorot Fasilitas tentu sangat memprihatinkan kipas yg hanya sebagai pajangan,jendela pecah , air macet dll perlu mendapat perhatian yg dr yg berwenang.

Dibalik itu semua melihat perjuangan yg tak kenal lelah dari republik tawang jaya memberikan inspirasi kekuatan mental dan batin  untuk terus berjuang melawan keadaan ,anti kemapanan.

7 Comments

  1. nice post bro…

    lain kali posting republik sriwijaya air gitu….

    biar nambah keren ente

  2. benar-benar merakyat mas. suasana kereta spt suasana indonesia yg asli, jauh dari kesan dunia birokrasi.

    salam kenal mas

  3. Ah, aku pernah begitu akrab dengan atmosfir itu…
    Kerap merindukan.

  4. semoga semuanya baik baik saja.. 🙂

    salam kenal.. 😉

  5. Di mana2 selalu begitu tidak ada pelayanan yang wuaaah untuk yang Class EKONOMI, malah lebih sering di tindas.

  6. ternyata yang namanya kelas ekonomi benar2 seperti itu, aku kira “Aroma campur2 menyengat,bau keringat yang sudah ber jam2 menunggu kereta,aroma minyak angin dan balsem serta asap rokok” cm ada di angkutan umum doank, tp apa ada yang peduli dengan kondisi seperti itu, we will see 🙂

    -::MAL::-
    Yah Begitulah Nasib Kaum Marginal.. Menunggu Apa yg di tunggu

  7. Sebagai seorang anak bangsa yang dilahirkan di daerah tak ber-kereta-api- Abu selalu menatapnya (melalui foto dan TV) dengan penuh kekaguman…


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Leave a comment